Rss Feed
  1. Catatan : Apa yang Membuatku?

    Senin, 19 Januari 2015

    Apa yang membuatku akhirnya terus berdo'a dan tak berhenti berharap?
    Untuk (si)apa kah do'a ini? untuk (si)apa kah harapan ini?

    Karena aku dalam perjalanan panjang. Dalam kerinduan yang dalam. Tapi entah kepada siapa aku pun tak tahu.

    Aku tahu kamulah yang Allah takdirkan untukku. Dan aku lah yang Allah takdirkan untukmu. Do'a kita sedang mengiring takdir-Nya mendekat pada kita. Sebenarnya kita memang ditakdirkan, hanya kita sedang sama-sama berjalan mendekat. Tanpa tahu kemana. Tanpa tahu kamu siapa. Dan kamu tak menahu tentangku. Dan tanpa tahu kapan akan bertemu. Tapi kita terus berjalan mendekat, karena seribu tahun menunggu tanpa berproses akhirnya tetaplah menunggu tanpa berpindah tempat. Aku menunggu dan aku tetap berjalan.

    Apa yang membuatku akhirnya harus menunggu?

    Menunggu sosok yang namanya masih tak pasti. Terlebih wujudmu. Bisa jadi kamu benar-benar orang yang tak pernah kukenal sama sekali. Atau kamu adalah orang yang pernah kukenal dekat. Bahkan menerka-nerka pun aku tak ingin. Aku takut, terka-an ku mendahului apa yang sebenarnya ingin Allah sampaikan padaku. Aku tahu Tuhan memiliki jalan-Nya sendiri untuk mendekatkanku dan kamu. Jalan yang dirindukan setiap perindu.

    Apa yang membuatku akhirnya harus meminta maaf?

    Aku ucapkan tulus maafku padamu. Kepada orang yang sama sekali tidak mengenalku dan tidak tahu siapa aku. Tapi ia tidak pernah putus mendo'akanku dan menunggu saat pertemuan denganku. Maafkan aku, karena dalam jarak dan waktu yang terbentang ini, kau harus terus menjaga dirimu. Terus meyakinkan dirimu bahwa akulah tujuanmu. Maafkan aku yang membuatmu harus susah-payah menunggu, karena mungkin Allah masih melihatku belum saatnya dipertemukan denganmu. Tapi kamu terus yakin bahwa aku memang tercipta untukmu. Kamu terus memperbaiki ibadahmu dan meningkatkan kualitas dirimu agar kelak dipertemukan dengan aku yang kau harapkan juga begitu. Maafkan aku. Aku tahu ini berat untukmu.

    Apa yang membuatku akhirnya harus merindukanmu?

    Aku juga tidak tahu mengapa aku akhirnya harus merindukanmu. Aku memang tidak tahu tentangmu. Tapi akhirnya tetap kuputuskan aku harus merindukanmu. Orang yang kelak memegang kunci surgaku.

    Apa yang membuatku akhirnya harus berterimakasih?

    Aku berterimakasih kepadamu yang telah menungguku. Dan sebagai bentuk terimakasihku, aku juga sedang memantaskan ibadah dan kualitas diriku. Agar saatnya kelak Allah mempertemukanku denganmu, aku sudah pantas bersanding denganmu. Dan kamu sudah pantas bersanding denganku.



    Kepada seorang yang akhirnya membuatku. Meskipun aku tidak tahu.
    Jogja yang masih basah setelah hujan.





  2. 0 komentar:

    Posting Komentar