Putra : Ibu, sepertinya Nanda menyukai seorang perempuan.
Ibu : (mengusap kepala anaknya) Apa yang membuatmu bisa jatuh hati kepadanya Nak?
Putra : (tersipu malu) Emm... Nanda mengagumi kepribadiannya Bu. Sebenarnya Nanda mengenalnya belum lama, akan tetapi ada hal lain yang membuatnya berbeda dengan perempuan lainnya.
Ibu : Ah, ibu tenang rasanya mengetahui putra ibu mengagumi seorang perempuan bukan hanya karena parasnya.
Putra : (menatap heran)
Ibu : Karena keindahan paras kelak akan memudar Nak. Tapi keindahan pribadi, ia akan dibawa sampai mati. Tapi ingat, kau harus hati-hati Nak.
Putra : Hati-hati kenapa Bu?
Ibu : Hati-hati terhadap sikapmu sendiri. Jangan sampai anakku menyukai seorang perempuan hanya untuk diberi harapan-harapan. Kamu harus tahu Nak, makhluk bernama perempun itu perasaannya sangat halus, halus sekali. Sedikit saja kamu salah berucap atau bersikap, itu akan membekas di hatinya selamanya. Jika kamu sudah berani untuk menyukai anak perempuan orang dan ingin menyampaikan perasaanmu padanya, maka kamu harus bertanggung-jawab terhadap kata-katamu.
Putra : Lalu apa yang harus Nanda lakukan Bu?
Ibu : Jika kamu memang benar-benar ingin mengungkapkan rasa sukamu, ungkapkan itu dihadapan ayah dan ibunya. Tapi jika kamu hanya ingin memainkan perasaannya, ibu tidak akan pernah ridha. Apapun bentuk hubungan itu. Ibu juga perempuan Nak. Dan perempuan manapun itu butuh kepastian, bukan harapan.
Putra : (Mengangguk-angguk)
Ibu : Jadi, kapan Ibu dan Ayah bisa mengantarmu ke rumah calon menantu Ibu?
0 komentar:
Posting Komentar