Apa hal yang paling membebani batin dan fikiran-mu saat ini?
Tuntutan. Perasaan yang disimpan diam-diam. Amarah. Target. Kesedihan. Kerinduan. Keinginan. Sakit hati. Atau hal-hal lain yang berhasil menyita fokus fikiranmu dan meminta sebagian hatimu.
Ternyata banyak ya. Mengapa tidak kau coba untuk mengurainya satu-satu. Rasakan dan fikirkan matang-matang. Pantaskah ia kau pelihara dan bertengger manis dalam hatimu. Seberapa pentingkah hal itu bagi hidupmu. Jikalau kamu (mau untuk) melepaskannya, alangkah tenang kehidupan yang kau jalani.
Tentang target. Betulkah target itu telah menyita seluruh perasaanmu? Apakah ia berpengaruh terhadap pencapaian kehidupan setelah kematian? Ah jangan-jangan itu hanya target pencapaian hitung-hitungan kehidupan. Jika memang target kehidupan itu mampu mendekatkanmu pada Pencipta-mu maka simpan saja ia dalam hati dan fikiranmu. Jika tidak, lebih baik kau lepaskan saja.
Tentang perasaan yang disimpan diam-diam. Adakah kau tahu kepastian akan penjagaan perasaanmu ini akan selaras dengan harapanmu di masa depan? Jika benar adanya, alangkah beruntungnya dirimu. Tidak sia jika kau harus mati-matian menyimpan perasaan dalam diam dan akhirnya kau berhasil dipersandingkan. Tapi ada yang perlu kau ingat. Ini hanya asumsi, dan sebagian asumsi itu tidak benar. Sudahlah, jangan suka bermain-main dengan hal yang serba tidak pasti. Lepaskanlah. Dan rasakan, betapa banyak bagian dari hatimu yang akhirnya terasa sangat lapang.
Tentang Amarah. Adakah ia disebabkan pada hal-hal yang memang pantas untuk kita gambarkan dengan kemarahan. Tentang dibunuhnya jiwa-jiwa tidak berdosa di bumi Palestina misalkan. Jika memang karena alasan semisal itu, kau boleh menyimpan amarah. Tetapi jika amarahmu adalah tentang hal-hal (sepele) seperti iri, dengki atau cemburu misalkan. Ah, lebih baik segera dilepaskan. Jika hatimu itu ibarat sebutir apel, amarah seperti itu ibarat ulat yang kelak akan menggerogoti keindahan hatimu. Sebelum hatimu berlubang disana-sini, lebih baik segera ambil langkah antisipasi. Lepaskan.
Tentang kerinduan. Semoga objek kerinduanmu tertuju pada hal-hal yang memang pantas (untuk) dirindukan. Seperti perjumpaan dengan Tuhan-mu, Nabi, orangtuamu, sanak-saudaramu dan sahabat-sahabat baik. Bahkan hal-hal baik seperti ini perlu kau lepaskan dengan cara berdo'a dan mendo'akan. Sedang, untuk hal-hal yang (memag) tidak pantas kau rindukan, maka lepaskanlah dengan membuangnya jauh-jauh dari hatimu.
Tentang hal-hal lain yang berhasil menyita fokus fikiranmu dan meminta sebagian hatimu. Lepaskan sajalah. Kau tahu, persoalan 'melepaskan' itu tidak terlepas dari 'meng-ikhlaskan'. Melepaskan memang bukan pekerjaan mudah. Karena ketika kita melepaskan 'sesuatu', itu artinya kita sudah siap untuk merelakan. Dan yang terpenting ialah meng-ikhlaskan.
Selamat melepaskan. Selamat memiliki hati paling lapang. :)
0 komentar:
Posting Komentar