"Saya pernah beberapa hari makan nasi aking, karena memang tidak ada beras yang bisa dimasak"- ucap putri sulung dari pasangan buruh tani yang bahkan gajinya hanya berkisar lima hingga sepuluh ribu rupiah ini.
Malam ini saya dipertemukan Allah dengan seorang hamba yang boleh dikata luar biasa.
Namanya mbak Birrul Qadriyyah. Sekilas jika dilihat penampilan beliau terlihat sederhana, lugu dan pendiam. Namun presepsi itu akan segera sirna saat melihat beliau mulai beretorika.
Bukan. Bukan karena dia anak konglomerat, dandanan wah ataupun barang branded yang dikenakannya. Kesemua itu benar-benar tidak ada pada diri perempuan berwajah teduh ini. Tetapi apa yang telah ia torehkan dan membekas menjadi tinta emas dalam sejarah hidupnya yang membuat dada saya sesak dan mata saya berkaca-kaca.
Dilahirkan dalam keluarga 'bersahaja' dan tergolong dhuafa tidak membuatnya minder dan malu untuk melangkah. Justru, lantai rumahnya yang beralaskan tanah itu benar-benar telah menjadi saksi bisu perjalanan hidupnya. Bencana gempa Bantul 26 Mei 2006 merubuhkan satu-satunya 'istana' tempat keluarganya selama ini berteduh di dalamnya dan merupakan titik beliau untuk bangkit dan melejit.
Berbekal tekad kuat, do'a ibu serta ikhtiar dan tawakkal tinggi kepada Allah mbak Birrul memulai menoreh prestasinya satu demi satu. Dan tanpa terasa satu per satu mimpi yang selama ini dia tulis mulai bermekaran menjadi kenyataan.
Sebagian prestasi-prestasi beliau dapat dicari lewat google dan link youtube berikut:
https://www.youtube.com/watch?v=xWf42nwiLac
Sebagian prestasi-prestasi beliau dapat dicari lewat google dan link youtube berikut:
https://www.youtube.com/watch?v=xWf42nwiLac
Melalui beastudi ETOS dari Dompet Dhuafa beliau telah membuktikan bahwa kondisi terbatas dan ala kadarnya bukanlah penghambat langkah kesuksesan kita. Justru disitulah terkadang Allah 'menyelipkan' hikmah terbaik-Nya untuk pribadi kita.
Dan malam ini, Sabtu 28 Februari 2015 perempuan sederhana benar-benar menghentak-hentak nurani saya. Meluluh lantakkan segala keangkuhan dan keputus asa-an yang sering saya jadikan tameng acapkali akan menentukan langkah.
"Manusia itu dilengkapi dengan kelebihan dan kekurangan. Tinggal kita ingin memilih fokus pada kelebihan atau kekurangan kita saja. Jika kita fokus pada kelebihan itu namanya syukur, jika fokus pada kekurangan itu namanya kufur"
Terimakasih mbak, malam ini anda membuat saya jatuh hati.
Teman-teman yang ingin mengenal 'siapa' beliau lebih lanjut bisa meng-klik:
https://www.facebook.com/birrul.qodriyyah?fref=ts
Pidatonya di hadapan Presiden RI 2009-2014 Susilo Bambang Yudhoyono
https://www.youtube.com/watch?v=RrmjtGGuY4Y
Atau menghubunginya di birrulqodriyyah@yahoo.co.id
0 komentar:
Posting Komentar