Rss Feed
  1. Asumsi

    Senin, 08 Juni 2015


    Jangan pernah membenarkan asumsi pribadi. Terutama jika hal itu berkaitan dengan perasaan.

    Seringkali kita berasumsi terhadap perhatian berlebih seseorang kepada kita. Kita merasa ge-er. Berbunga. Tersipu. Bahkan terkadang sampai pad taraf senyum-senyum sendiri. Padahal mungkin sekali orang itu juga perhatian terhadap orang-orang lain di sekelilingnya. Kitanya saja yang mungkin ke-gedean rasa, lalu berasumsi dengan perkiraan kita sendiri.

    Masalah asumsi pribadi seperti ini mungkin terlihat remeh-temeh. Tapi jika kita menyadari bahwa ternyata apa yang kita asumsikan itu salah, akan terasa sangat menyakitkan. Terlebih jika kita sudah meyakininya sepenuh hati dan sangat yakin bahwa memang dia benar adanya menyimpan perasaan kepada kita. Padahal kenyataannya, justru sebaliknya. Tidak ada yang menyimpan perasaan, jatuh hati apalagi jatuh cinta kepada kita. Kitanya saja yang ternyata memang ke-gedean rasa.

    Terkadang, untuk hal-hal berbau perasaan seperti ini kita perlu kacamata pendapat orang lain. Guna meluruskan asumsi-asumsi kita yang cenderung memihak pada perkiraan yang kasat mata. Sedangkan oranglain tentu dapat melihat dengan lebih jernih, apa yang sebenarnya kita butuhkan untuk menyelesaikan masalah perasaan ini.

    Sekarang coba kita bayangkan. Jika saja seseorang sudah berasumsi dengan perasaannya, dia akan cenderung memikirkan 'seseorang' dalam asumsinya. Muncul-lah rasa ingin tahu. Rasa ingin lebih dekat. Akhirnya sampai pada taraf ingin 'memiliki'. Jika sudah sampai pada taraf ini, seringkali seseorang mulai bergerak dibawah alam sadarnya. Memikirkan. Bercerita. Bahkan melakukan hal apa saja untuk menarik perhatian 'seseorang' dalam asumsinya. Meskipun hal itu terlihat sangat norak sekali. Secara tidak sadar dia telah menjatuhkan harga dirinya sendiri. 

    Mungkin sekarang sudah saatnya kita merehabilitasi ulang kondisi hati kita. Mungkin ada yang perlu diperbaiki disana. Karena ketika kita bermain-main dengan asumsi, maka sesungguhnya kita sedang mempermainkan perasaan kita sendiri. 



  2. 0 komentar:

    Posting Komentar