Ini kisah tentang seorang Bapak, Anak dan seekor keledai.
Suatu hari, ada seorang bapak, anak serta keledai tunggangan mereka hendak melakukan sebuah perjalanan ke negeri sebrang. Pada mulanya, si bapaklah yang menunggangi keledai itu, sedangkan anaknya menuntun keledai itu di sampingnya. Tidak lama berselang ada orang lewat dan berkata:
"Dasar bapak tidak tahu diri. Masak dia enak-enakan menunggangi keledai, sedangkan anaknya di biarkan jalan di sampingnya..."
Mendengar ucapan orang tersebut, akhirnya bapak itu turun... sekarang gantian anaknya yang menunggangi keledai itu, sedangkan si bapak berjalan di sampingnya. Di tengah perjalanan, ada orang lagi lewat dan berkata:
"Dasar anak durhaka, masak bapaknya disuruh menuntun, sedangkan dia enak-enakan menunggangi keledai..."
Mendengar ucapan tersebut, akhirnya bapak dan anak itu memutuskan untuk menaiki keldai itu berdua. Belum mendapat setengah dari perjalanan, ada orang lagi lewat dan berkomentar:
"Dasar bapak dan anak tidak punya rasa kasihan terhadap binatang. Masak keledai kecil begitu di tumpangi berdua?"
Mendengar hal tersebut, akhirnya keduanya turun dan memutuskan untuk menuntun keledai itu bersama. Ada orang lagi lewat dan berkata:
"Yah... dasar kalian ini bodoh, ada kendaraan kok cuma dituntun saja, mengapa tidak ditunggangi?"
Karena sebal apa yang mereka lakukan selalu dianggap salah oleh orang lain, bapak dan anak itu akhirnya menggendong keledai itu. Frustasi!!!
Nah itulah hidup. Kita tidak akan pernah lepas dari komentar dan pendapat miring dari orang lain. Nah, kalau kita terus-terusan mendengarkan komentar negatif untuk kita ikuti, yah... kita hanya akan stuck off di situ-situ saja. Tidak ada improvisasi dan kemajuan berarti dalam hidup kita. Iya kalau ada kemajuan, kalau semakin mundur? Mending ke laut aja, nggak usah hidup...
Sudah sunatullah, bahwa manusia hidup di dunia ada yang menyukai dan ada yang membenci. Nah, sekarang yang terpenting, bagaimana cara kita menyikapinya? Komentar negatif memang perlu juga untuk perbaikan diri kita, tetapi bukan untuk selalu dibenarkan diikuti lho ya. Ingat, hanya sebagai sarana untuk perbaikan diri. So, jangan pernah takut untuk melangkah maju.
Go extra miles! Man Shabara Zafira!
0 komentar:
Posting Komentar