Rss Feed
  1. Untuk para laki-laki. Jangan terlalu ramah pada perempuan, kecuali kepada ibumu dan saudarimu. 

    Tidak, bukannya kami perempuan melarangmu untuk bersikap baik. Tapi bersikap baik pun ternyata ada ketentuannya, yaitu bersikap baik yang sesuai tempat, waktu dan kepada siapa.


    Tentang bersikap ramah terhadap perempuan, itu hal yang wajar saja. Tapi kami mohon, tolong jangan terlalu baik. Kalian pasti faham, bahwa kami diciptakan Tuhan dengan kepekaan perasaan dan intuisi yang lebih dibandingkan kalian. Bisa jadi, senyum kalian yang tidak disengaja. Sedikit perhatian berlebih dari kalian. Sekedar sapaan disetiap perjumpaan. Mungkin hal-hal berbau keramah tamahan yang kalian lakukan sedikit ‘terlalu’ sudah cukup mampu membuat kami terjatuh.

    Syukur-syukur jika hanya terjatuh, lalu bagaimana jika sudah jatuh, kita akhirnya harus cinta pula. Ah, ini sungguh rumit. Jadi tolong ya. Bersikap biasa saja. 

    Karena jika perempuan sudah jatuh kemudian cinta, akan sulit baginya untuk mengobati hati seperti sediakala. 

    Laki-laki, kau tahu? Hati adalah hal yang berharga bagi perempuan. 
    Semoga kalian faham. :)


  2. Untuk para perempuan.
    Jangan terlalu baik terhadap lawan jenismu, kami laki-laki. Kecuali kepada ayah dan saudaramu.
    Kau tahu, bagi kami setiap tutur kalian adalah keindahan dan kenyamanan. Ah bahkan ketika kalian diam pun, bagi kami kalian adalah makhluk yang indah. Maha Suci Tuhan yang sudah menciptakan kalian dengan sebegitu rupa.
    Jika kalian diibaratkan bunga, ingin rasanya kami petik bunga itu dan diletakkan disisi terindah di hati kami. Tapi kemudian kami sadar, bahwa Tuhan kami sudah memberi batas-batas sampai dimana kami boleh memperlakukanmu. Ya untuk sekarang kami mungkin hanya mampu untuk memandangmu, itupun tidak sembarangan kami boleh memandang. Ada hal-hal tertentu dalam agama yang mengatur kami, bahkan untuk sekedar menatapmu.
    Maka tolong bantulah kami untuk menjaga dirimu sendiri. Bantulah kami agar tidak melukaimu dan memetikmu sebelum waktunya. Bantulah kami dengan cara bersikap biasa-biasa saja, atau baik yang seperlunya. Karena kebaikan yang sedikit lebih banyak, jika itu kalian yang melakukannya terhadap kami, itu akan semakin menyulitkan kami untuk tidak menatap kalian.
    Tolong jaga diri kalian sendiri ya. Tolong biasa-biasa saja. Tolong agak tegas juga tidak apa-apa, kami akan mengerti.
    Semoga kalian mampu memahami. :)

  3. Akun Tumblr

    Rabu, 29 April 2015


    Untuk teman-teman yang selama ini sudah menjadi pembaca di blog From JOGJA with Notes ini saya ucapkan apresiasi yang sebesar-besarnya. Beberapa waktu lalu ada beberapa teman yang menanyakan kapan saya akan memosting tulisan kembali di blog. Mohon maaf, mungkin untuk dua bulan terakhir ini saya akan jarang memberi postingan di alamat blog ini yaitu muhshonah.blogspot.com, dikarenakan ada satu dua hal lain yang tidak bisa saya jabarkan disini. Tapi alhamdulillah, From JOGJA with Notes telah melebarkan sayapnya ke akun Tumblr. Teman-teman bisa mengaksesnya di muhshonah.tumblr.com . Semoga bermanfaat. Semoga semakin banyak pemahaman baik yang dapat dipahami. InsyaaAllah. :)

  4. Tentang Kesungguhan

    Jumat, 10 April 2015

    Tentang kesungguhan, kau tahu ternyata kesungguhan itu dapat dilihat meskipun wujudnya tidak kasat mata.
    Kesungguhan juga dapat didengar, tentunya dengan hati nurani yang jernih.
    Kesungguhan dapat pula kita rasakan, dengan gerak gerik dan ucapan yang mantap. Dan itu akan selalu menjadi pertanda baik bagi siapa saja yang sedang menunggu tentang kesungguhan yang memang sedang diperjuangkan.

    Lucunya, ada orang yang mengaku bahwa mereka sungguh-sungguh, tapi sama sekali tidak terasa kesungguhannya. Bahkan dengan hati nurani yang jernih sekalipun, masih belum mampu merasakan kesungguhan itu.

    Karena kesungguhan bukan sekedar niat, tapi bagaimana kita berikhtiar.



  5. Berlayar Menuju Dermaga

    Selasa, 07 April 2015



    Setiap orang sejatinya sedang mengayuh perahunya masing-masing. Kita adalah nelayan yang sedang berlayar menuju dermaga.

    Ada yang besar dan kuat perahunya, dengan harapan ketika ada ombak datang ia tidak tergoyahkan. Ada yang terbuat dari baja, agar kelak jika bergesekan dengan karang ia tetap mampu berlayar. Ada pula yang kecil nan ringkih, yang kelihatannya tidak bisa menahan ancaman apapun.

    Semua perumpamaan perahu itu hanyalah gambaran apa yang kita pandang secara kasat mata. Belum tentu, perahu yang besar dan kuat akan mampu menahan gempuran ombak, karena masih ada Dia yang mampu memungkinkan segalanya. Belum tentu, perahu berlapis baja itu tak akan karam ketika bergesekan dengan karang, karena masih ada Dia yang mampu memungkinkan segalanya. Belum tentu, kapal kecil nan ringkih yang semula disepelekan, justru dia yang akan sampai ke dermaga duluan, karena masih ada Dia yang mampu memungkinkan segalanya.

    Begitulah. Allah Maha Adil. Allah Maha Kuasa. Dia tidak akan membiarkan satu-pun makhluk-Nya luput dari pembagian rizki-Nya. Rizki dalam bentuk apapun. Makanan, minuman, harta, jodoh, anak dan lain sebagainya. Allah Maha Memampukan yang terlihat tidak mampu. Allah Maha Melemahkan yang terlihat kuat. Allah berhak atas segala sesuatu. Allah berhak untuk segalanya.

    Maka tugas kita adalah berusaha, berikhtiar dan berdo'a dengan sebaik-baiknya. Do'a, do'a dan do'a. Itulah fase terindah dimana kita mampu bercakap pada Rabb kita. Mengadukan segala resah, gundah, bimbang dan ketakutan. Mengisahkan kelelahan sepanjang perjalanan. Pun bersyukur atas segala curahan nikmat yang tiada terkirakan.Maka, jika do'a-do'a telah mengalir, tawakkal-ah yang akan terlahir. Tenanglah jiwa untuk melanjutkan perjalanan menuju dermaga.

    Semoga kita semua dipersatukan bersama orang-orang yang berlayar menuju dermaga yang sama. Semoga kita dihimpunkan dalam kemudahan bertemu dengannya, dengan orang-orang yang menjadikan Rabb-nya sebagai dermaga akhir-nya.

    Wallahu a'lam bish shawab.