Ungkapan "Don't judge from its cover" sedianya ada benarnya.
Saya memiliki seorang murid. Sekilas jika dilihat, anak itu baik-baik saja bahkan cenderung pasif. Tidak banyak hal yang saya ketahui tentang dia. Setau saya, dia adalah putri tertua seorang pengusaha kaya, anak yang penurut, prestasi oke, tidak pernah bermasalah, pokoknya serba baik lah, kecuali mungkin kekurangnnya hanya satu, anak itu sangat pendiam.
Hingga suatu hari ada suatu hal mengejutkan saya terjadi. Ketika sedang menyetorkan hafalan al-Qur'an, tiba-tiba anak ini menangis. Awalnya terisak, lama-kelamaan semakin keras. Teman-temannya mengira dirinya menangis karena setoran hafalannya tidak lancar. Tapi saya merasakan ada hal lain yang menyebabkan dirinya menangis sampai seperti itu. Saya menunggu sampai tangisnya reda.
Setelah didesak, akhirnya murid saya ini mau bercerita. Betapa mengejutkan, anak yang menurut saya sempurna ini ternyata hidup ditengah ayah-ibu yang sering bertengkar. Ayahnya yang pengusaha itu memiliki WIL(Wanita Idaman Lain). Bahkan, dia pernah melihat ayahnya bertemu wanita itu secara diam-diam tanpa sepengetahuan ibunya. Ah, itulah mengapa anak ini sangat pendiam. Dibalik prestasinya yang melejit, dia menyimpan tekanan yang cukup mendalam.
Dari kejadian hari itu saya merenung. Ternyata memang kita tidak bisa menjustifikasi seseorang begitu saja padahal kita belum mengetahui apa yang sebenarnya terjadi. Dalam agama Islam, hal ini disebut dengan tabayyun. Mengkroscek ulang kembali. Belum tentu, ketika seseorang itu terlihat baik luarnya, dalamnya pun begitu. Dan belum tentu ketika seseorang terlihat 'kurang' di mata kita, dalamnya pun begitu. Sebelum kita benar-benar tahu, sebisa mungkin untuk tidak men-judge nya. Dan meskipun hal itu benar adanya, jangan pula kita membenarkan anggapan kita. Tetap berusaha dalam khusnudzan(berprasangka baik) terhadap semua orang di sekitar kita. Mau jahat atau baik. Mau hebat atau lemah. Mau kaya atau miskin. Jangan menjustifikasi. Karena kita tidak pernah tahu, mungkin dia yang dulu jahat nantinya akan menjadi baik. Pun sebaliknya. Tidak ada jaminan orang yang baik, akan baik selamanya. Dia yang terlihat menyeramkan dari luar, mungkin ternyata memiliki hati sejernih Abu Bakar r.a. Orang yang terlihat sangat baik dan terpelajar, belum tentu hati dan kepribadiannya juga baik. Yang perlu kita garis bawahi, ketika seseorang dijustifikasi, itu hanya akan menyisakan segores luka mendalam dalam hatinya. Mau itu benar atau salah. Hanya Allah yang berhak menilai, dan Dia pula yang mampu membolak-balik hati dan paling mengerti apa yang terdetik dalam hati manusia. Wallahu a'lam bish shawab.
Salam Sukses!